Qobil dan Habil : Kisah Pembunuhan Pertama Di Bumi

Cacaniar, Islam - Anugerah Allah yang diberikan kepada hambanya berupa syahwat, yang mana laki-laki senang kepada perempuan, perempuan senang kepada laki-laki, saling mengasihi antara keduanya. Rasa kasih sayang antara keduanya itu merupakan permulaan anugrah Allah terhadap manusia yakni Nabi Adam AS, lewat Nabi Adam atau manusia pertama, akhirnya dapat manusia dapat berkembangbiak,sehingga keturunannya bertambah dan memenuhi bumi. 

Qobil dan Habil : Kisah Pembunuhan Pertama Di Bumi
Image by Pixbay : Ilustrasi Qobil dan Habil : Kisah Pembunuhan Pertama Di Bumi

Nabi Adam dan Hawa setiap mempunyai anak pasti kembar (berpasangan) laki-laki dan perempuan, dan menurut syari'atnya turunannya Nabi Adam tidak boleh dijodohkan dengan kembarannya itu. 

Anak nabi Adam, Qobil hendak dikawinkan dengan kembarannya yaitu Habil. Dan Qobil tidak mau dijodohkan dengan kembarannya sendiri. Qobil tidak mau menuruti kemauan ayahnya (Adam), lalu Nabi Adam memberikan nasehat kepada kedua putranya itu.

Baca Juga : Kisah Nabi Adam Keluar Dari Syurga Karena Memakan Buah Khuldi

Banyak itulah yang dapat di jodohkan dengan kembarannya qobil. Qobil kurban tidak dengan niat yang ikhlas, melainkan menuruti kehendak sendiri dan kehendak hawa nafsunya. Akhirnya undian tiba pada saudara Habil, karena niatnya yang benar dan menunjukkan dan menjunjung nama Ayahnya, sedangkan qobil tidak diterima dikarenakan niatnya yang salah.

Dengan diterimanya kurban si Habil, menjadi marah lah si qobil terhadap si Habil, akhirnya karena kecemburuannya, si qobil mengancam hendak membunuh Habil. Tapi Habil menjawab kamu jangan salah sangka, kurban yang diterima Allah itu ialah kurbannya orang yang takut kepada Allah jika kamu mengangkat tangan hendak membunuh saya, sekali-kali saya tidak mengangkat tangan hendak membunuhmu karena saya takut kepada Allah.

Sudah menjadi pekerjaannya setan kalau ada orang yang sudah menuruti hawa nafsunya, maka setan semakin gencar untuk menghasut agar mereka berkelahi atau membunuh. Disitulah akhirnya terlaksana, qobil membunuh Habil dan akhirnya dia (qobil) menyesal. Pokok pikiran demikian sesuai firman Allah dalam surat Al-Ma'idah ayat 30.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَطَوَّعَتْ لَهُۥ نَفْسُهُۥ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُۥ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِينَ

"Maka, nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 30)

Tiga Habil sudah meninggal dia qobil menyesali perbuatannya, di samping itu dia sedih Bagaimana caranya mengubur orang mati titik sebab pada waktu itu belum ada tata cara menguburkan orang mati.

Baca Juga : Nabi Adam Mengetahui Nama - Nama Benda

Lalu Allah menutup seekor burung gagak yang sedang mnnnnencakar kan kakinya ke tanah untuk mengubur tanah temannya yang sedang mati, perilaku burung yang demikian itu merupakan contoh bagi putra Nabi Adam untuk membubarkan saudaranya qobil yaitu Habil dan qobil merasa bodoh karena dia tidak punya pendapat seperti caranya burung gagak menguburkan saudaranya. qobil sangat menyesali perbuatannya itu karena dia merasa jadi permulaannya orang yang melanggar larangan Allah merasa jadi permulaan orang-orang yang melakukan kejahatan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِى الْأَرْضِ لِيُرِيَهُۥ كَيْفَ يُوٰرِى سَوْءَةَ أَخِيهِ  ۚ قَالَ يٰوَيْلَتٰىٓ أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَأُوٰرِىَ سَوْءَةَ أَخِى  ۖ فَأَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِينَ

"Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. (Qabil) berkata, "Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka, jadilah dia termasuk orang yang menyesal." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 31)

Tulis Komentar Anda

1. Silahkan berkomentar sesui topik.
2. Hindari komentar mengandung Jud*, Ob*t, p*rno.
3. Trima kasih untuk kalian yang telah berkomentar.

Lebih baru Lebih lama